Senin, 26 Oktober 2020

Sinergi Pembelajaran Daring dan Luring sebagai Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh yang Menyenangkan dan Sekaligus Membangun Karakter Siswa

 





           Pandemi Covid19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap guru, siswa, dan orang tua guna memenuhi hak siswa untuk mendapatkan pengajaran dan pendidikan yang mereka butuhkan. Guru yang sebelumnya memberikan pelajaran melalui tatap muka, sekarang harus berpacu mengup-grade kemampuan IT-nya agar bisa tetap menjalankan tugasnya secara maksimal melalui pembelajaran daring dan luring. Bagimanakah membangun sinergi pembelajaran daring dan luring yang menyenangkan dan sekaligus membangun karakter siswa ?

Guru diharapkan dapat menemukan inovasi dan kreatifitas sedemikian rupa agar pembelajaran bisa terlaksana sesuai dengan tujuan. Siswa yang terbiasa berkomunikasi langsung dengan guru pada saat pembelajaran, kini dibiasakan untuk belajar tanpa harus berada di sekolah. Secara psikis dan sosial, tentu saja hal ini akan memberikan pengaruh bagi mereka yang harus beradaptasi dengan kejenuhan, pemberian tugas guru yang mungkin belum terlalu dipahami, keterbatasan melakukan kontak sosial dengan sesama teman, dan sebagainya. Demikian pula dengan orang tua, mereka diharapkan bisa melakukan pendampingan belajar terhadap putra-putrinya. Hal ini tentu saja tidaklah mudah bagi mereka, mengingat latar belakang pendidikan, profesi, kemampuan IT dan sebagainya sangatlah beragam. Ada orang tua yang mampu membimbing putra-putrinya untuk belajar, namun kurang ada waktu karena harus bekerja. Ada pula orang tua yang memiliki banyak waktu untuk mendampingi putra-putri mereka tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengajari mereka.

Segala kendala ini harus bisa disikapi dan diantisipasi oleh guru agar proses belajar mengajar bisa berjalan secara normal meskipun dalam situasi dan kondisi yang kurang normal. Pembelajaran secara daring dan luring merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sesuai untuk dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh seperti saat ini. Guru yang mampu melakukan sinergi pembelajaran daring dan luring yang menyenangkan  guna peningkatan kompetensi para siswa dan membentuk karakter mereka dapat dikatakan sebagai guru yang sukses. Komunikasi dan pendekatan dengan para siswa dan orang tua merupakan langkah awal yang terpenting. Ini sangat diperlukan, mengingat guru berperan dalam menentukan jenis pembelajaran daring dan luring yang sesuai dengan kebutuhan para siswa. Kondisi geografis (sinyal), ekonomis (pemenuhan kuota, gadget, sarana TV/radio dan sejenisnya), psikologis (kesiapan mental siswa dan orang tua dalam pembelajaran jarak jauh), sosial (hubungan siswa dalam keluarga dan masyarakat) dan lain sebagainya. Bagaimanakah membuat pembelajaran daring dan luring yang menyenangkan dan bisa membangun karakter para siswa ? Saya ingin membagikan beberapa tips sederhana tetapi setidaknya dapat menjadi solusi bagi para guru dalam merealisasikan tujuan tersebut.


Gambar : siswa yang rumahnya berdekatan memungkinkan untuk belajar bersama

Pertama, melibatkan para siswa dan orang tua murid dalam menentukan pembelajaran daring dan luring. Membangun komunikasi yang konstruktif antara guru, siswa, dan orang tua siswa sangatlah penting. Dengan adanya sharing dari ketiga komponen ini, akan sangat membantu guru dalam menentukan jenis pembelajaran daring dan luring agar sesuai dengan kebutuhan para siswa dan tidak memberatkan orang tua. Saya memiliki suatu pengalaman ketika pelaksanaan Penilaian Tengah Semester. Hari pertama, saya memberikan soal dengan menggunakan google form. Melalui grup Whatsapp walimurid, saya menerima berbagai masukan dan keluhan yang ada pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut. Kendala yang paling banyak yaitu masalah sinyal, kuota yang menipis, harus menggunakan wifi tetangga, dan sejenisnya. Pada hari kedua saya memberikan dua alternatif pilihan yang bisa dilakukan siswa yaitu memberikan soal melalui google form dan soal melalui grup WA yang jawabannya dikirim melalui google classroom (kemampuan memori hp saya terbatas). Dua anak menghubungi saya melalui chat WA dan mengatakan kalau mereka terkendala dengan sinyal dan aplikasi google yang bermasalah di hpnya. Akhirnya saya memutuskan untuk menambah 2 alternatif tambahan dalam pengumpulan tugas yaitu melalui chat WA guru dan mengumpulkan langsung ke sekolah (jika sangat terpaksa). Salah satu perwakilan orang tua  mengatakan bahwa para orang tua menyambut baik keputusan saya ini karena mereka merasa dimudahkan dalam urusan pengumpulan tugas putra-putri mereka. Dengan membangun komunikasi yang terbuka maka guru dapat menanamkan sikap jujur ,terbuka, dan demokratis kepada para siswa. Sehingga kendala yang dihadapi oleh guru, siswa, dan orang tua dalam proses pembelajaran jarak jauh (Belajar dari Rumah) ini dapat diminimalisasi.


Gambar : keterlibatan orang tua dalam pembelajaran

Kedua, guru melakukan variasi dalam menggunakan media pembelajaran baik secara daring maupun luring dengan menyesuaikan kondisi para siswa. Banyak para guru yang telah mengaplikasikan penggunaan media sosial, radio, TV dan sejenisnya sebagai media pembelajaran. Bahkan ada beberapa sekolah yang memberikan siaran pendidikan sendiri melalui stasiun RRI dan mengembangkan TV sekolah yang berbasis Youtube. Kemampuan guru dalam menggunakan Teknologi Informasi perlu dikembangkan dengan berbagai cara guna mempermudah kegiatan belajar-mengajar. Kondisi pandemi semacam ini menuntut guru untuk berprofesi majemuk. Dengan menggunakan berbagai jenis aplikasi, guru dapat mempelajari cara membuat video pembelajaran yang interaktif dan menarik bagi para siswa yang dapat diperoleh secara otodidak ataupun melalui pelatihan. Saya tidak terlalu canggih dalam hal IT tetapi saya sering penasaran untuk mempelajari segala hal yang menyangkut Teknologi Informasi. Suatu ketika, melalui sebuah pelatihan yang diselenggarakan oleh satuan gugus tempat saya mengajar, saya mendapatkan materi cara membuat video pembelajaran dengan memadukan antara Powerpoint dan Screen O’Matic. Setelah membuat Powerpoint dan animasinya semenarik mungkin (menurut saya), saya merekam kegiatan pembelajaran dengan Powerpoint tadi. Perlu waktu sekitar 10 jam untuk membuat video rekamannya. Banyak kendala teknis yang terjadi. Di tengah rekaman, tiba-tiba saya salah mengucapkan kata dan itu terjadi berulang kali. Ketika rekaman sudah berhasil, ternyata hasil videonya terpotong karena durasi waktu yang terlalu lama. Kegiatan itu harus dilakukan berulang kali hingga saya merasa hasil video rekaman pembelajaran yang saya buat benar-benar berhasil dengan baik.  Kendala lain terjadi ketika perangkat gadget atau laptop yang saya gunakan memorinya hampir penuh, dengan mencari informasi melalui Google dan Youtube, saya menggunakan Powtoon untuk membuat video pembelajaran sebagai solusinya. Bagaimanapun, seorang guru yang dapat membuat video pembelajaran sendiri akan terlihat lebih menarik dan keren di depan para siswanya. Memberikan materi pembelajaran melalui siaran radio, channel youtube, TV pendidikan, dan sejenisnya merupakan upaya yang perlu dilakukan guru untuk memanfaatkan berbagai media sumber belajar. Dengan demikian, minat para siswa untuk belajar akan semakin meningkat karena termotivasi oleh figur guru tersebut. Kemampuan guru dalam memodifikasi berbagai sumber belajar akan berpengaruh terhadap penanaman rasa tanggung jawab, disiplin, dan kreatifitas para siswa. Bagaimanapun kecanggihan Teknologi dan Informasi. peranan seorang guru tetap tidak akan tergantikan.


Gambar : pemanfaatan Teknologi Informasi oleh guru

Hal terpenting lain adalah guru hendaknya mampu merancang kegiatan pembelajaran yang interaktif dan tidak monoton selama pembelajaran daring dan luring. Pemanfaaatan teknologi informasi (Learning Management System) seperti Microsoft Teams, Google Classroom, dan lain-lain dalam kegiatan pembelajaran menjadi kebutuhan yang penting bagi seorang guru sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi para siswa. Ada saatnya guru mengadakan pembelajaran di kelas online dengan menggunakan berbagai fitur yang ada pada aplikasi Whatsapp seperti Voicenote, Videocall, grup WA dan yang lainnya. Dalam pemberian tugaspun, guru dapat membuat berbagai variasi berupa diskusi kelompok dan tugas mandiri yang dilakukan secara berimbang. Pemberian tugas secara mandiri melatih kemandirian siswa dan menumbuhkan rasa tanggung-jawab dan disiplin dengan menyelesaikan penugasan secara tepat waktu. Saya terperangah ketika melihat para siswa memiliki antusias yang tinggi saat saya berikan tugas untuk membuat iklan layanan masyarakat baik melalui foto maupun video. Mereka bisa melakukan acting layaknya bintang iklan. Namun demikian, guru memberikan toleransi terhadap pengumpulan tugas karena tiap siswa berhadapan dengan kondisi yang beragam. Ada yang memiliki hp atau laptop sendiri, ada yang harus berbagi gadget dengan saudara mereka yang lain, dan ada pula yang baru bisa menggunakan hp setelah orang tua mereka pulang kerja. Hal ini belum termasuk kendala teknis yang berupa hp rusak, kuota habis, sinyal buruk, dan sebagainya. Di pihak lain, pemberian tugas untuk melakukan diskusi kelompok kecil (3-4 anak) juga dapat melatih hubungan sosialisasi dan kerjasama yang baik serta kepedulian terhadap teman yang lain. Kadang saya menemukan kejadian-kejadian yang saya anggap lucu yang dialami oleh para siswa ketika harus bekerja secara kelompok. Melalui chat WA, salah satu siswa mengatakan bahwa temannya si A dihubungi melalui grup WA mereka tidak dibaca dan ditelpon malah ditolak. Setelah saya konfirmasi melalui grup, siswa tadi mengatakan bahwa hpnya lowbat waktu menerima telpon dari temannya. Siswa yang lain juga memberitahukan kepada saya bahwa temannya si B tidak mau berdiskusi karena sedang bermain. Bahkan ada orang tua siswa yang memberikan foto anaknya yang pada suatu hari tidak mau membuka hp karena enggan untuk belajar melalui daring dan luring. Langkah yang saya lakukan adalah dengan berkomunikasi pada siswa dan orang tua untuk menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan yang sedang dialami baik siswa ataupun orang tua selama pembelajaran jarak jauh.


Gambar : penugasan siswa secara berkelompok dengan memanfaatkan berbagai sumber media seperti voicenote, grup wa, telepon, sms, vikon dan sejenisnya


Gambar : penugasan siswa secara individu

    Dengan uraian tadi dapat disimpulkan bahwa membangun sinergi pembelajaran daring dan luring yang sesuai dengan kebutuhan para siswa sangatlah utama dalam pembelajaran jarak jauh agar lebih menyenangkan dan dapat membangun karakter siswa. Membangun komunikasi yang konstruktif dengan siswa dan orang tua, memberikan variasi terhadap sumber media pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi Informasi, dan merancang kegiatan pembelajaran yang interaktif dan tidak monoton merupakan solusi alternatif guna mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya beberapa alasan di atas maka guru senantiasa mengembangkan kompetensi diri khususnya dalam mengkombinasikan pengetahuan kognitif, pedagogik, dan Teknologi Informasi guna mengembangkan karakter dan kompetensi essensial siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Menjadikan Teknologi Informasi sebagai sarana untuk mempermudah guru dalam upaya mengembangkan dunia kependidikan merupakan sebuah tanggung-jawab moral dan profesi. Oleh sebab itu, guru tidak selayaknya khawatir terhadap kemajuan Teknologi Informasi karena harus dituntut untuk belajar mengenai hal tersebut. Sebaliknya, guru hendaknya menjadikan Teknologi Informasi sebagai sarana untuk memudahkan guru tadi dalam menjalankan tugas sesuai dengan job deskripsinya. 

#PGRI   #KOGTIK    #EPSON  #KSGN

http://gurupenggerakindonesia.com/ 

            Tentang  Penulis


            Nama lengkap Heni Pristianingsih, S.Pd. 
`           (Pengajar di SDN Tunjungsekar 4 Malang)

Penulis alumni dari IKIP Negeri Malang (sekarang UM) jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Seni. Selain mengajar, kegiatan lain yang dilakukan memberikan les mental Aritmatika. Saat luang, penulis kadang menggunakan waktunya untuk melakukan hobi yaitu menulis di beberapa blog, membuat puisi, dan merajut. Bagi penulis, menguasai beberapa bidang keilmuan itu hukumnya wajib.

Motto Hidup : Kebahagiaan itu adalah bisa memberikan manfaat bagi orang lain.


Sinergi Pembelajaran Daring dan Luring sebagai Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh yang Menyenangkan dan Sekaligus Membangun Karakter Siswa

                P andemi Covid19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap guru, siswa, dan orang tua guna memenuhi hak siswa untuk m...